Tagarkini.com – Rencana pemerintah untuk membentuk bullion bank alias bank emas Indonesia tampaknya kian serius. Bank emas sendiri bertujuan untuk mengelola salah satu komoditas andalan RI tersebut.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut pemerintah mengusulkan pengaturan pembentukan bullion bank atau bank emas dalam Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
“Di dalam DIM (daftar inventarisasi masalah) pemerintah juga mengusulkan untuk memasukkan pengaturan mengenai kegiatan usaha bullion,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (10/11).
Ia menyebut bank emas akan berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bendahara negara mengatakan keberadaan bank emas bisa menjadi pilihan lain bagi investor untuk berinvestasi.
“Oleh karena itu kita akan lihat juga aturan, kalau kebutuhan semakin banyak dari masyarakat misalnya simpanan dalam bentuk simpanan emas maka perlu diakomodasi,” katanya.
Sebelumnya, bank emas sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak beberapa tahun lalu.
Dikutip dari berbagai sumber, bullion adalah emas, perak, atau logam mulia lainnya dalam bentuk batangan, ingot, atau koin. Nantinya, ada satu tempat untuk menampung emas batangan tersebut.
Dari segi fungsi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bank emas akan memegang peranan penting dalam arus emas untuk kegiatan ekspor impor.
Bank emas akan memberi manfaat berupa penghematan devisa bagi pemerintah. Sementara itu, bagi industri sebagai sumber pembiayaan proyek.
Sedangkan bagi bank sendiri kehadiran bullion bank bisa menjadi diversifikasi produk dan bagi masyarakat bullion bisa mendapatkan imbal hasil (return) dari simpanannya. Indonesia sendiri merupakan salah satu pemain besar emas di kancah global.
Tercatat, kinerja ekspor emas dan granula meningkat hingga US$5.280 juta sepanjang 2020 lalu. Selain itu, Indonesia memiliki lokasi tambang emas terbesar kedua di dunia, yakni tambang Grasberg di Papua dengan cadangan emas mencapai 30,2 juta ounce.
Hal tersebut membuat Indonesia menjadi produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi sebesar 130 juta ton atau 4,59 juta ounce 2020.
Airlangga ingin arus emas mendapat perhatian karena merupakan komoditas yang istimewa, khususnya di saat krisis ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19. Sebab, harga emas justru melambung tinggi pada awal pandemi di saat komoditas lain jatuh.
“Komoditas emas mencatat peningkatan walau di lain pihak emas juga impornya salah satu yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas ini, karena kita memiliki pertambangan yang besar,” ucapnya.
Saat ini tercatat ada sejumlah negara yang sudah punya bank emas. Misalnya Hong Kong dan Swiss.
Hal tersebut membuat Indonesia menjadi produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi sebesar 130 juta ton atau 4,59 juta ounce 2020.
Airlangga ingin arus emas mendapat perhatian karena merupakan komoditas yang istimewa, khususnya di saat krisis ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19. Sebab, harga emas justru melambung tinggi pada awal pandemi di saat komoditas lain jatuh.
“Komoditas emas mencatat peningkatan walau di lain pihak emas juga impornya salah satu yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas ini, karena kita memiliki pertambangan yang besar,” ucapnya.
Saat ini tercatat ada sejumlah negara yang sudah punya bank emas. Misalnya Hong Kong dan Swiss.